TETAP SAHABAT
Oleh :Sukahar Ahmad Syafi'i

Tet…tet..tet.. Suara bel berbunyi, pertanda semua siswa harus masuk kelas. Pak Amin selaku bagian BP disekolahku sudah berdiri di depan gerbang sekolah untuk melaksanakan rutinitasnya, menghukum anak-anak yang terlambat.
"Rud, lewat sini " kataku pada Rudi
"Jangan Fi', itu jalan buntu" sahut Agus
" masa' sih " tanggapku tak percaya
" Iya, kemarin jalan itu ditutupi pagar oleh Pak Amin" jawab Agus meyakinkanku
" Pasti ini gara-gara si Bogeng, pake' tertangkap basah segala lagi terlambatnya" Rudi nyeletuk
" Bener Rud, aku setuju terlambat kok gak propesional" Sahut Agus pula menguatkan pendapat Rudi
" udah-udah, tahu gak kalian jam pertama pelajaran siapa..?" kataku agak jengkel
" Pak Amiiin" jawab merek serentak
Beberapa menit kami bertiga terdiam membisu, saling bertatap pandang penuh tanda tanya, memikirkan trik dan cara yang jitu agar lolos dari terkaman hukuman Pak Amin.
" Sudahlah Bro, kita masuk lewat depan aja, percuma sudah gak ada jalan lagi, apalagi kita udah ketinggalan pelajaran selama 15 menit, bisa tambah parah nih kalau diterus-terusin" kata Agus memecah lamunanku dan Rudi
" Ehmm…. Gimana yah" jawabku sambil garuk-garuk kepala
"pake' acara gimana lagi, ya udah ayo jalan" ajak Agus sambil menarik tanganku
" Weee… tunggu Coy" teriak Rudi, karena merasa ditinggal
*          *          *

" Ini peringatan terakhir untuk kalian bertiga, kalau kalian tidak mau berubah, kami dari pihak sekolah akan memanggil orang tua kalian dan dengan sangat terpaksa memulangkan kalian" Suara Pak Amin terdengar tegas  dan lantang
Bagai disambar petir rasanya telinga dan hati kami bertiga mendengar perkataan Pak Amin barusan
" heh… kalian Paham " gertak Pak Amin
" pa..pa..haam.. pak" jawab kami bertiga terbata-bata
" ingat, Kalian sudah kelas tiga, Ujian Akhir sudah diambang Pintu, tidak ada yang tahu nasib kalian selain diri kalian sendiri, Ingat itu baek-baek"
Ya sudah, cukup untuk hari ini, Kalian boleh kembali ke kelas" perintah Pak Amin sambil berjalan menuju Ruang tugasnya
Kami bertiga berjalan tertunduk lesu menelusuri lorong sekolah menuju kelas, tak satupun diantara kami yang mengawali untuk berbicara. Sudah hampit tiga tahun kami belajar di sokalah, dan sudah hampit tiap hari ocehan, omelan dan hukuman dari Pak Amin diberikan kepada kami. Seharusnya kami terbiasa menerima hal itu tapi hari ini memang berbeda dari hari yang lain, seakan-akan hari ini adalah hari dimana kami tersadar akan kesalahan kami, kenakalan dan keangkuhan kami selama ini. Hanya satu yang ada dalam pikiran kami " Bingun..bingung..dan bingung.."

*          *          *

Teet…teet…teet.. Bel berbunyi lagi, tapi bel yang ini menandakan bahwa semua kegiatan belajar mengajar untuk hari ini selesai dan para siswa berkemas-kemas untuk pulang.
" Kamu kenapa Fi', kok gak pulang, ada masalah apa to?" Tanya Nesya memecahkan lamunanku
"eng…ga…gak  ada kok Nes" jawabku gugup

" Ini udah hampir jam dual oh Fi', tinggal kamu sendirian dikelas ini"
" Agus dan Rudi kemana" tanyaku bingung
" Mereka udah pada pulang"
" Lah kamu kok masih disisni Nes"  tanyaku menyelidik
" oh, aku ngambil barangku yang ketinggalan di kantor OSIS tadi, ketika melewati kelas, aku lihat kayaknya ada orang di kelas, eh ternyata kamu " jawab Nesya sambil tersenyum
Cowok mana sih yang enggak tergoda dan luluh hatinya, bahkan bisa GR atau salah tingkah jika menatap wajah cantik dan senyum manis Nesya, sungguh Maha besar Allah dengan segala ciptaanya" gumamku kagum dalam hati.
" Udah ah Fi', jangan melamun terus, yuk pulang" lagi-lagi suara Nesya membuyarkan lamunanku
" A..a..yuk.." Jawabku gugup lagi

*          *          *

" Allahu Akbar, Allahu Akbar " Suar adzan dari Masji Al-Manar terdengar begitu merdu dan menyejukkan hati, entah kenapa hari ini aku ingin memulai lembaran kisah hidup yang baru, kisah hidup yang penuh kebaikan dan makna, kisah hidup yang bisa mengubah seorang Afi' si anak nakal menjadi anak yang baik dan membanggakan. Tanpa sadar pipiku terasa basah dan air mataku jatuh menetes di pipi, Aku teringat Ayah dan Ibu.
" Ayah… Ibu.. aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi" lirihku dalam hati.
" Kowe kesurupan setan opo to Fi', kok ujug-ujug dadi wong alim, rajin meneh" kata Bogeng sambil terheran-heran
" ah… Ngece kowe, wes ora usah ngurusi wong liyo, urusen awakmu dewe" celetukku agak jengkel
" Iyo..iyo.. y owes aku tak lungo nak ngono" jawab bogeng kesal sambil meninggalkanku
" Fi'…  kesini" teriak Agus dari atas Asrama
" ono opo Gus" jawabku sambil berteriak
"Wes to, rene ndisek "
" Aku hari ini heran karo kowe Fi', kerjaan kamu akhir-akhir ini ngelamun wae, mana senyum dan tawa kamu yang dulu ?" Tanya Agus menyelidik
" enggak tahu Gus" jawabku sekenanya
" cerita donk Fi', elek-elek koyok ngene aku iki koncomu"
"Iya Fi' ceritalah sama kita, kita udah kayak saudara sendiri kan" Rudi ikut menambahkan
" kita harus berubah Rud" kataku singkat
" berubah gimana…? Tanya Agus tak yakin
" Kalian harus sadar, sudah berapa banayak pengorbanan yang dilakukan oleh kedua orang tua kita untuk masa depan kita"
"Iya Gus, kita memang harus berubah, Afi' benar" kata Rudi meyakinkan Agus
" Okelah teman, kalau ini memang jalan yang terbaik untuk kita dan masa depan kita. Aku ikut tapi tolong support dan bantu aku ya" Agus mengangguk setuju.
            Tidak terasa sudah hampir dua bulan waktu berlalu dengan cepatnya semenjak kami bertekad untuk berubah, ya berubah menjadi yang baik. Hingga kini Kami tidak bisa melupakan statement Pak Amin yang membuat hati kami ciut dan terasa teriris.

*          *          *
"Alhamdulillah, kalian mau mengikuti saran Bapak" kata Pak Amin sambil berjalan menepuk pundak kami bertiga.
" Emang kenapa Pak" tiba-tiba Agus nyeletuk
" Kalian tidak sadar ya, selama dua bulan ini kalian telah menunjukkan  perubahan yang bagus dan positif, baik dari kedisiplinan maupun dari kerajinan dalam belajar, Bapak bangga pada kalian" suara Pak Amin dengan wajah yang berseri-seri
" Terima kasih Pak" jawab kami bertiga serentak
" Ya sudah kalau begitu kalian boleh kembali ke kelas. Ingat, jangan pernah kecewakan orang tua kalian"
            Memang Ujian Akhir tinggal beberapa hari lagi dan pada hari itulah nasib dan masa depan kami bergantung, tapi sebenarnya yang membuatku takut bukanlah Ujian Akhir tapi berpisah dengan teman-temanku, terutama kedua temanku, Agus dan Rudi, karena mereka berdualah teman terbaikku, baik di saat aku senang maupun duka.
            Memang tidak dapat kupungkiri, mereka berdua adalah anak yang nakal, tidak disiplin, banyak melanggar peraturan, tidak disiplin dan sebagainya. Tapi mereka adalah sahabat terbaikku.
" setelah lulus dari sini. Kamu mau lanjut kemana Fi'..?" Tanya Agus
" nggak tahu Gus, cari kerja dulu paling di Kampung" jawabku
" kalau kamu  Rud" Tanya Agus pada Rudi sambil mengambil gorengan yang terletak di atas lemariku
" ah… paling melu bapak miang Gus" jawab Rudi sekenanya
" Lah kamu Gus" Tanya kami berdua
"  Aku juga sebenernya masih bingung, mau kuliah atau kerja"
" Loh Fi' kenapa kamu menangis " Tanya Agus heran
 " Aku nggak nangis Gus,Cuma sedih aja, karena sebentar lagi kita semua akan berpisah"
" Itulah siklus kehidupan teman, ada hidup ada juga mati, ada pertemuan ada juga perpisahan" celetuk Rudi sok jadi professor
" Sudah lah Rek, sampai kapanpun, dan dimanapun. Kalian tetap Sahabat terbaikku dan tetap ada dalam hatiku" Agus berkata sambil meneteskan air mata
" Ya… sampai kapanpun dan dimanapun Kita Tetap Sahabat, ya Sahabat Terbaik" serentak kami mengucapkan kalimat itu sambil berpelukan satu sama lain.

Keterangan Kata kata :
1.      Kowe              : Kamu
2.      Kesurupan       : Kerasukan
3.      Opo                 : apa
4.      Ujug-ujug        : tiba-tiba
5.      Dadi                : Jadi
6.      Wong              : orang
7.      Meneh             : lagi
8.      Wes                 : sudah
9.      Ora                  : tidak
10.  Wong liyo       : orang lain
11.  Urusen             : urus saja
12.  Awakmu dewe            : dirimu sendiri
13.  Mangkel          : jengkel
14.  Tak lungo        : akan pergi
15.  Nak ngono      : kalau begitu
16.  Ono opo          : ada apa

                                    








2 komentar:

cerita masa lalumu ni pe'i???

makasih sudah berkunjung dam,
hehehe... kurang lebih sperti itulah..

Posting Komentar